BAB I
PENDAHULUAN
1.
Tema
Menurut
Hartoko dan Rahmanto, tema adalah
gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di
dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan
atau perbedaan-perbedaan.
2.
Alur
(Plot)
Alur
adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya
hubungan kasualitas, plot memegang peranan penting dalam cerita. Fungsi alur
memberikan penguatan dalam proses pembangunan cerita.
3.
Tokoh
dan Penokohan
Tokoh
dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam prosa. Istilah tokoh
digunakan untuk menunjukkan pada orangnya atau pelaku cerita. Istilah penokohan
untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita.
4.
Latar
Latar
atau setting yang disebut juga
sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
5.
Sudut
Pandang
Abrams
(dalam Nurgiyantoro, 2002:248) mendefinisikan sudut pandang itu sendiri sebagai
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
6.
Gaya
Bahasa
Menurut
Abrams, stile (style, gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa,
atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.
7.
Amanat
Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia ), amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
BAB
II
PEMBAHASAN
Unsur-unsur
Intrinsik Novel “Sebelas Patriot” Karya Andrea Hirata
1.
Tema
Tema
dalam novel ini yaitu, cinta tanah air dan pengorbanan seorang ayah
“Pengalaman
menonton sepak bola di negeri orang memberiku penghayatan yang lebih dalam
tentang arti mencintai PSSI dan makna mencintai tanah air. Berada di antara
masyarakat yang asing, nan jauh dari kampung sendiri menyadarkanku bahwa
indonesia, bangsaku, bagaimanapun keadaannya adalah tanah mutiara dimana aku
dilahirkan.”
2.
Alur/
Plot
Alur
dalam novel ini yaitu, flashback atau mundur
”Semua
hal yang pernah kuingat tentang ayahku adalah biasa saja. Sangat biasa. Ingatan
pertama tentang ayah tampak seperti gambar yang samar yaitu pada suatu malam
aku duduk di tengah sebuah ruangan dengan yang belakang hari nanti mereka
adalah Trapani si pemalu dan Mahar si bergajul..” (Sebelas Patriot, 20011:1)
a. Tahap
penyituasian
“Telah kutemukan dalam buku sejarah
bahwa timah berlimpah di pulau kami –Belitong— membuat belanda bernafsu
mengeruk sebanyak-banyaknya. Berebut sesama kolonial menambah ambisi
sebanyak-banyaknya itu dengan secepat-cepatnya. Dalam putaran kerakusan nan
dahsyat itu anak-anak lelaki melayu dibawah umur diseret ke parir-parit tambang
untuk kerja rodi.” (Sebelas Patriot, 2011:5)
b. Tahap
Pemunculan Konflik
“Pelatih amin, ayahmu dan abang-abangnya
diangkut ke tangsi mereka dikurung selama seminggu. Ayahmu pulang dengan
tempurung kaki kiri yang hancur, dia tak kan bisa main sepak bola lagi, usianya
baru 17 tahun (Sebelas Patriot, 2011:29)
c. Tahap
Peningkatan Konflik
“Namun sampai sejumlah pemain yang
diperlukan terpenuhi aku tak mendengar namaku.”
“Aku terkulai lemas di tempat duduk, aku
telah gagal, gagal menjadi pemain junior PSSI, padahal tinggal selangkah lagi.”
(Sebelas Patriot, 2011:58)
d. Tahap
Klimaks
“...aku telah gagal menggantikan posisi
sayap kiri di PSSI, kini harus gagal pula membelikannya kaos pemain sepak bola
kesayangannya.” (Sbelas Patriot, 2011:74)
e. Tahap
Penyesuaian
“Dia tersenyum, senyumnya riang. Aku
melangkah ingin meninggalkan tempat itu. Adriana menunjukkan jarinya seakan
memintaku menunggu. Dia kembali ke meja kasir lalu menunduk untuk mengambil
sesuatu dari laci meja, dia tegak lagi dan memiringkan kepalanya dua kali tanda
agar aku mendekat. Aku merasa heran kudekati dia. Ditangannya kulihat sebuah
kaos, kaos luis figo bertanda tangan asli itu !.” (Sebelas Patriot; 2011:85)
“Esoknya aku mengirimkan kaos luis figo
itu untuk ayah.” (Sebelas Patriot, 2011:100)
3.
Tokoh
dan Penokohan
a. Ikal
(Aku), penuh semangat, kerja keras dalam menggapai impian
“...aku makin gemar main sepak bola dan
tak ada hal lain dalam kepalaku selain ingin menjadi pemain PSSI ! untuk
menggantikan posisi Ayah yang telah dirampas belanda. Aku harus menjadi pemain
PSSI ! apapun yang terjadi.”
b. Mahar,
pekerja keras, rajin
“Maka kawan, sejak itu aku dan mahar
menjunjung kue lebih banyak dan berjualan keliling kampung lebih rajin demi
membeli sepatu sepak bola.”
c. Trapani,
Pemalu
d. Ayah
ikal, pendiam, suka memotivasi anaknya
“Jika berpergian bersamanya, mulutku
berkicau-kicau dan bertanya ini itu ayah hanya diam atau sesekali tersenyum.”
e. Pemburu
Tua, mudah terharu, baik
“Pemburu sangat senang, namun matanya
berkaca-kaca.”
f. Pelatih
Amin, cerdik dalam menyusun strategi
“Pelatih amin merancang si saudara
sulung tak sekedar sebagai pemain gelandang, namun lebih sebagai libero, play
maker, yang dengan umpan-umpan panjangnya membagi bola untuk adik-adiknya
disayap kanan dan kiri.”
g. Pelatih
Toharun, keras, suka memberi semangat
“Lupakanlah kekalahan ini, kita berlatih
lagi, nanti kita menang, ya Boi.” Katanya sambil mengelus-elus punggung kami,
bahkan membuka tali sepatu bola kami.
“Kalau kalah lagi ! awas ! mau kalian
kemanakan mukaku ini !”
h. Asisten
Pelatih Toharun, pernah sakit jiwa
“Asisten nya yang pernah sakit jiwa itu
berlari kesana kemari macam orang mengejar layangan putus.”
i.
Ibu, penjaga rahasia, keras
“Ibu serta merta merebutnya dariku
sambil melontarkan peringatan agar jangan sesekali-kali lagi aku bermain-main
dengan album itu, yang kemudian dipindahkan ibu dari yang tadinya di bawah dipan
sekarang entah dimana.”
j.
Adriana, baik, mudah bergaul
“Adriana menawarkan sesuatu yang rasanya
berterimakasih padanya berulang-ulang pun masih tak cukup. Yaitu, sebentar lagi
Real Madrid akan bertanding melawan valencia dan tiket hampir tidak mungkin di
dapat karena hanya diprioritaskan untuk member. Adriana adalah member istimewa
yang punya akses pada tiket itu.”
k. Nyonya
Vargas, baik hati
“kalau kurang beruntung di sana, kembali
lagi kesini.”
4.
Latar
a. Latar
tempat
Ø Spanyol
“...kami sampai di spanyol dan harus
berpisah arah untuk sementara. Arai meminta alhumbra dan aku harus ke Madrid.”
(Sbelas Patriot, 2011:70)
Ø Prancis
“Usai SMA aku merantau dan terakhir
kudapati diriku berada di dalam sebuah kelas di Universitas Sorbonme Prancis.”
(Sebelas Patriot, 2011:69)
Ø Belitong
“Telah kutemukan dalam buku sejarah
bahwa timah berlimpah di pulau kami belitong...” (Sebelas Patriot, 2011:5)
Ø Estadio
Santiago Bernabeu
“Sudah siapkah kau untuk sebuah
pemandangan yang spektakuler, kawan? Katanya sambil tak berhenti tersenyum lalu
kami bersorak-sorak memasuki estadio santiago bernabeu.” (Sebelas Patriot,
2011:98)
b. Latar
waktu
Ø Masa
kecil ikal
“Nah, kawan itulah ayahku, dan umurku
mungkin tiga atau empat tahun waktu itu.” (Sebelas Patriot, 2011:2)
c. Latar
sosial
“Mereka menggulung lengan baju
memperlihatkan bekas luka tembak atau dicambuk belanda, disebuah tempat
penyiksaan yang kiranya sangat mengerikan yang disebut tangsi.” (Sebelas
Patriot, 2011:3)
5.
Sudut
Pandang
Aku
sebagai tokoh utama
“Maka
kawan, jika kau tanyakan soal sepak bola padaku pasti aku akan melamun sejenak,
karena aku punya kisah cinta dengan sepak bola, semacam cinta pertama kurang
lebih.”
6.
Gaya
Bahasa
a. Majas
Hiperbola
“.....larinya sederas menjangan”
(Sebelas Patriot, 2011:18)
b. Majas
Simile
“...serupa koboi meloncat ke punggung
kuda yang sedang berlari, penuh aksi.” (Sebelas Patriot, 2011:9)
c. Majas
Perumpamaan
“...membentuk segitiga serangan di
lapangan hijau.”
7.
Amanat
a. Teruslah
berjuang dengan semangat dan kerja keras dalam mencapai cita-cita atau impian.
b. Jadikan
pengalaman masa lalu sebagai motivasi diri untuk berusaha lebih baik
kedepannya.
“Pelatih toharun mendadar tim junior
tanpa ampun sampai kami muntah-muntah. Namun, kisah Ayah memberiku tenaga lebih
sehingga aku tak pernah merasa lelah, bahkan meminta latihan yang lebih keras.”
“Aku bahkan berlatih sendiri di luar
jadwal pelatih toharun. Usai sholat subuh aku berlari keliling kampung.”
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Novel
“Sebelas Patriot” karya Andrea Hirata, menceritakan tentang perjuangan orang
indonesia khususnya masyarakat bangka belitong melawan kolonial penjajahan
belanda melalui berbagai cara terutama dalam hal sepak bola. Novel tersebut
juga menceritakan tentang perjuangan tokoh Ikal yang ingin menjadi pemain tim
nasional indonesia atau pemain PSSI, yang pada akhirnya gagal menjadi pemain
PSSI. Dari novel tersebut dapat ditemukan unsur-unsur intrinsik, yaitu tema,
alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat,
sehingga dapat mempermudah pembaca untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung
dalam novel tersebut.
izin comot bang buat tugas :)
BalasHapus